on 07 Dec 2018 3:24 PM

PROBOLINGGO (2/11) – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri gelaran acara Makan Ikan Bersama Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur, pada Jumat (2/11). Acara makan ikan yang diikuti oleh 12.110 santri ini berhasil tercatat di Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) dengan kategori makan ikan oleh santri terbanyak.

Rekor ini mengalahkan rekor makan ikan makarel oleh santri terbanyak sebelumnya yang dilaksanakan di Pesantren Tebuireng, Jombang pada 18 November 2016 lalu. Kala itu, rekor dipecahkan dengan peserta sejumlah 8.800 santri.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendorong program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) demi menciptakan generasi bangsa yang sehat dan cerdas. Dalam kegiatan ini turut hadir Wakil Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko dan Pemimpin Redaksi Kumparan Arifin Asydhad.

 

Dalam kesempatan tersebut, KKP juga menyerahkan bantuan 4,5 ton ikan bagi Pondok Pesantren Nurul Jadid. Tak kalah menarik, Menteri Susi juga ikut makan ikan bersama para santri.

Menteri Susi mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan positif yang perlu diapresiasi. Menurutnya, kegiatan ini merupakan salah satu upaya KKP untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia utamanya santri yang selama ini terbilang cukup rendah.

“Saya pikir ini kegiatan yang cukup baik, karena sudah dua tahun ini kita keliling. Jadi setiap pesantren kita kirim ikan, dan kita kampenyakan gemar makan ikan. KKP juga menjalankan program untuk membantu meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Ya pasti satu dua kali tidak akan cukup. Maka dari itu, kita akan terus keliling. Besok akan ada lagi, sampai hari minggu, kita laksanakan 3 hari roadshow, makan ikan bersama para santri,” terangnya.

 

Menteri Susi berharap, bangsa Indonesia semakin gemar makan ikan. Menurutnya, ikan mengandung banyak Omega 3 yang sangat penting bagi kecerdasan manusia.

“Jawa Timur dan Jawa Tengah tingkat makan ikan rata-rata per kapita per tahun sangat rendah karena kebanyakan orang Jawa tidak suka ikan, amis katanya. Dan kita mau merubah itu,” tutur Menteri Susi.

“Tugas kita dalam hal ini adalah mengkampanyekan gemar makan ikan, karena pemerintah Indonesia ingin membangun manusia-manusia yang sehat. Nah, manusia itu bisa sehat jika asupan proteinnya cukup. Hanya saja persoalannya di Jawa Timur dan Jawa Tengah itu tingkat konsumsi ikannya paling rendah di Indonesia,” lanjut Menteri Susi.

 

Tak lupa pada kesempatan tersebut Menteri Susi berpesan pada generasi muda bangsa agar mendukung visi dan misi pemerintah untuk menjadikan laut masa depan bangsa dan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Menurutnya, 70 persen wilayah negara Indonesia merupakan laut, oleh karenanya generasi muda harus mencintai laut. Salah satunya yaitu dengan menjaga laut dari kapal asing pencuri ikan. Begitu pula menjaga keberlanjutan sumber daya laut dengan mencegah eksploitasi berlebihan, penangkapan dengan cara yang merusak seperti menggunakan bom atau jaring yang tidak ramah lingkungan.

“Kalau tambang diambil habis, hutan jika malas menanam lagi habis, sedangkan ikan akan terus ada jika kita menjaganya dari semua hal yang merusak lautan kita. Jadi adik-adik santri mulai sekarang harus mencintai dan mempelajari tentang laut,” pungkasnya.